Translate

Selasa, 18 Desember 2012

Pelestarian - Restocking 100.000 Rajungan



Jepara, ANTARA Jateng - Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI) melakukan penebaran benih rajungan sebanyak 100.000 ekor di Perairan Laut Jepara, Jawa Tengah, Selasa.

Penebaran benih rajungan tersebut, merupakan hasil kerja sama antara APRI dengan Balai Besar Pengembangan Budi Daya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Undip Semarang dan mitra nelayan rajungan di kawasan Jepara dan sekitarnya.


Lokasi penebaran benih berada di kawasan Perairan Laut Jepara yang berdekatan dengan pulau panjang yang berjarak sekitar 1,5 mil laut dari Pantai Kartini, Jepara.

Menurut Direktur Eksekutif APRI Arie Prabawa, di Jepara, komoditas rajungan (portunus pelagicus) berada pada peringkat ketiga sampai keempat dari total nilai ekspor produk perikanan di Tanah Air setelah udang (46 persen), tuna (14 persen) dan rumput laut.

Dalam penangkapan rajungan, katanya, melibatkan 65.000 nelayan kecil di Tanah Air yang biasanya menggunakan alat tangkap berupa bubu, "gillnet" dan sebagian kecil "bottom trawl".

Sedangkan tenaga pengupas rajungan melibatkan 13.000 orang yang mayoritas perempuan dan keluarga nelayan.

"Pentingnya kelestarian usaha pengolahan rajungan bagi sebagian masyarakat Indonesia, industri-industri pengolahan rajungan yang tergabung dalam APRI menjalin kerja sama dengan berbagai pihak pemangku kepentingan untuk mengupayakan perbaikan pengelolaan perikanan rajungan menuju lestari dan berkelanjutan," ujarnya.

Dalam peningkatan proyek perikanan yang bertujuan untuk mendukung kegiatan penyusunan rancangan pengelolaan perikanan rajungan, pemacuan stok, pengkajian stok, dan komunitas proyek percontohan, katanya, APRI menggandeng sejumlah pihak.

Di antaranya, dengan BBPBAP Jepara dalam penyediaan 100.000 ekor benih rajungan.

"Jika dijaga dengan baik, tentunya dari 100.000 ekor rajungan tersebut diharapkan bisa menghasilkan 5--10 ton rajungan bernilai ekonomis tinggi selang beberapa bulan kemudian," ujarnya.

Ia berharap, proyek percontohan ini bisa menjadi langkah awal dalam pelestarian populasi rajungan di alam.

"Mudah-mudahan, langkah serupa bisa ditiru dan dikembangkan di daerah lain, khususnya di wilayah perairan yang populasi rajungannya dinilai mulai menurun," ujarnya.

Sementara itu, Sektretaris Jurusan Perikanan Undip Semarang, Abdul Kohar mengungkapkan, penebaran benih rajungan hasil kerja sama dengan APRI sudah diagendakan sejak 2010 dan baru terlaksana sekarang.

"Mudah-mudahan, kerja sama serupa akan berlanjut karena bertujuan untuk menjaga lingkungan dan populasi rajungan juga tetap terjaga," ujarnya.

Kepala BBPBAP Jepara I Made Suwita mengungkapkan, potensi ekspor komoditas rajungan yang berkembang sejak 1995 hingga sekarang memang cukup menjanjikan.

Akan tetapi, lanjut dia, tren yang terjadi populasinya cenderung menurun, sehingga hasil tangkapannya cenderung stagnan.

Untuk itu, BBPBAP Jepara mencoba melakukan pembenihan rajungan sejak 1992 yang membuahkan hasil serta hasil budi daya di tambak juga cukup bagus.

Sumber : -


Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Penyunting : M Hari Atmoko

Sabtu, 30 Juni 2012

Memulai Bisnis Daging Rajungan. Part-1

Survey Potensi 

Sebelum memulai bisnis rajungan yang petama dilakukan adalah melakukan survey potensi. Survey ini dilakukan untuk memastikan bahwa di suatu tempat / lokasi terdapat rajungan  dan ada nelayan yang akan menjadi penangkap rajungan tersebut. Kita dapat melukaukan survey dengan menanyakan lansung ke nelayan sekitar apakah selama mereka melaut sering menemukan rajungan dan berapa banyak biasanya mereka dapatkan. Selain ini juga kita bisa melihat langsung di pasar ikan atau pelelangan ikan apakah rajungan selalu dijual disana.



Nelayan dan Konsep Pembinaan

Pada dasarnya nelayan disuatu tempat memiliki jenis alat tangkap yang berbeda berdasarkan potensi laut yang ada dan hasil potensi laut tersebut mencukupi untuk kehidupan mereka sehari-hari.Nelayan yang biasa mencari ikan, udang atau hasil laut lainnya tentunya tidak mudah bagi kita untuk mengalihkan mereka menangkap rajungan. Disinilah perlunya proses pembinaan yang dilakukan untuk mengalihkan nelayan dari mencari ikan menjadi nelayan pencari rajungan. Tahap awal tentunya kita harus menyediakan sample alat tangkap rajungan untuk dibawa beberapa nelayan. Beberapa alat tangkap yang bisa kita sediakan antara lain adalah jaring dan bubu. Hasil tangkapan nelayan binaan itu bisa menjadi pemacu bagi nelayan lain untuk ikut mencari rajungan. Jika hasil tangkap nelayan rajungan memadai untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari, maka daerah tersebut sangat memungkinkan untuk dikembangkan menjadi sentra produksi rajungan.

Untuk daerah nelayan yang sudah terbiasa mencari rajungan tentu tidak terlalu sulit bagi kita memulai bisnis ini. Kita dapat membeli ke nelayan setempat dan melakukan proses produksi. Tetapi biasanya agar nelayan bersedia menjual hasilnya tangkapnya kepada kita, tentunya kita harus melakukan pembinaan kepada mereka dengan cara menyediakan alat tangkap atau hal hal lain yang sering diminta para nelayan kepada pembinanya.

Jumat, 25 Mei 2012

Bagaimana Cara Mengupas Flower Lump ???

Dalam dunia bisnis daging rajungan diseluruh dunia dikenal istilah flower lump. Disebut flower lump karena memang daging rajungan ini dikupas menjadi bentuk seperti bunga, sehingga daging rajungan tidak hancur tetapi memiliki flake atau bongkahan utuh. Flower lump sangat penting didapat untuk meningkatkan keuntungan penjualan daging rajungan. Selain harga flower lump lebih tinggi, flower lump dapat meningkatkan "yield" atau randemen produksi.




Untuk membuat flower lump tentu harus memiliki keahlian khusus dan perlu berlatih. Sifat daging rajungan yang mudah pecah akan menyulitkan bagi kita untuk membuatnya. Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk mendapatkan flower lump antara lain  ;

  1. Pisau kupas yang memiliki ujung yang runcing
  2. Bahan baku rajungan harus yang segar. Jika bahan baku tidak segar maka flower lump sangat sulit untuk dihasilkan
  3. Kesabaran untuk berlatih, tanpa kesabaran rasanya sulit untuk memperoleh flower lump yang utuh.
 Untuk melihat teknik mengupas flower lump, silahkan klik tautan  disini. Selamat mencoba.



Upaya Pelestarian Rajungan di Indonesia

Minimal Size Dengan Ukuran 8 cm.

crab gauge for 8 cm measurement

Rajungan yang telah menjadi salah satu komoditas ekspor yang bersumber dari kekayaan alam laut Indonesia tentunya telah memberikan keuntungan yang cukup signifikan baik sebagai penerimaan negara maupun peningkatan kesejahteraan nelayan di Indonesia. Eksploitasi besar-besaran terhadap species ini akan berakibat pada semakin berkurangnya hasil tangkapan rajungan di Indonesia. Hal ini tentu tidak di harapkan bagi semua pihak yang berkompeten, terlibat langsung ataupun tidak langsung telah menikmati manisnya hasil dari perkembangan bisnis ini. 

Upaya pelestarian terhadap species ini menjadi mutlak untuk disosialisasikan ke seluruh pihak. Adalah National Fisheries Institute (NFI) Crab council yang berkomitmen  untuk pelestarian rajungan di berbagai negara telah menetapkan ukuran minimal rajungan  yang boleh ditangkap yaitu ukuran lebar karapas rajungan minimal 8 cm. Ukuran rajungan muda berukuran dibawah 8 cm sangat kecil kemungkinan berpeluang untuk bertelur sehingga peluang perkembangbiakan rajungan semakin sedikit. NFI Crab Council telah mengkomunikasikan standard size ini kepada Direktorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dirjen KKP bersama Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI) telah mendorong untuk mensosialisasian standar ukuran ini ke seluruh propinsi di Indonesia. Untuk itu sebagai langkah awal diharapkan semua prosesor rajungan baik pihak pabrik, mini plant, UPI (Unit Pengolahan Ikan), para eksportir mau secara sadar berkomitmen untuk mematuhi standard ukuran minimal size ini dengan tidak menerima rajungan dibawah ukuran minimal 8 cm. 

Dengan kesadaran, keseriusan dan komitment kolektif dari semua pihak, kita berharap tahun-tahun kedepan bangsa kita masih dapat merasakan manfaatnya dalam jangka waktu yang panjang.

Kamis, 24 Mei 2012

Mengenal Lebih Juah Tentang Rajungan. Part - 6 (Final)

Life Cycle Blue Swimming Crab
dikutip dari bahan presentasi APRI (Assosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia)



Perkawinan Rajungan
Beberapa hari sebelum dan setelah molting terakhir, rajungan betina yang belum dewasa dipeluk oleh rajungan jantan dewasa. Selama molting, rajungan jantan melepaskan rajungan betina tetapi tetap didekatnya. Musim kawin semakin cepat setelah rajungan betina molting dan ketika cangkangnya masih lunak. Setelah kawin, kedua rajungan selanjutnya membentuk posisi double atau kopel sampai cangkang rajungan betina mengeras. Kebanyakan rajungan betina dewasa kawin hanya sekali dalam setahun. Tetapi menerima sperma dengan jumlah yang cukup untuk fertilisasi berjuta telur. Rajungan betina bisa mempunyai lebih dari satu batch telur per tahun. Telur-telur melekat pada rambut perut rajungan betina. Rajungan betina yang membawa telur disebut "berried" atau "sponge crabs"

Rajungan Betina Pembawa Telur
Rajungan ini bermigrasi ke air garam untuk bertelur. Migrasi ini sangat penting untuk larva mendapatkan oksigen yang baik dan makanan yang cocok.

Rajungan betina ini mengembangkan massa telur eksternal pada perut mereka yang kecil yang bisa berisi lebih dari 2 juta telur, tergantung dari ukuran besarnya rajungan tersebut.

Rajungan betina menetaskan telurnya kira-kira 8 - 12 hari tergantung suhu air.

Rajungan sponge muda berwarna orange dan secara bertahap menjadi cokelat dan kemudian abu abu kegelapan sebagai rajungan dewasa.

Potensi Budidaya
Species ini penting secara komersial diseluruh Indo-Pacific. Portunus Pelagicus secara fisik lebih besar dari blue crab. Karakteristik ini besama dengan pertumbuhannya yang cepat, mudah larvikulture, fekunditas tinggi dan relatif bertoleransi tinggi terhadap ammonia membuat spesis ini sangat potensial untuk pembibitan buatan, tembahan stok dan budidaya.




Selasa, 22 Mei 2012

Mengenal Lebih Juah Tentang Rajungan. Part - 5

Life Cycle Blue Swimming Crab
dikutip dari bahan presentasi APRI (Assosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia)

Rajungan Dewasa

Rajungan menjadi dewasa dan mencapai kematang setelah 20 kali molting dalam kurun waktu 1 tahun atau lebar karapas mencapai 80 mm. Ukuran di mana saat/waktu untuk menuju kedewasaan dapat berbeda berdasarkan garis lintang atau lokasi. Kepiting jantan dan betina memiliki apron/celemek yang sangat berbeda bentuknya sehingga mudah menentukan jenis kelaminnya.


Pembentukan Kelenjar Kelamin

Perkembangan ovarium dapat diklasifikasikan oleh lima tahap visual yang berbeda
Kelenjar kelamin, belum matang putih atau bening.
Kelenjar kelamin matang, kuning cerah/oranye, tidak meluas sampai ke daerah hati.
Kelenjar kelamin matang, kuning/oranye, tidak meluas sampai ke daerah hati
Kelenjar kelamin kuning gelap/oranye dan meluas sampai ke daerah hati.
Ovigerus (membawa telur), rajungan betina penuh dengan telur, telur pucat ke kuning kegelapan. 




Kedewasaan Rajungan

Kedewasaan rajungan dapat dengan mudah dilihat dari bentuk apron rajungan.
Rajungan betina yang belum  dewasa memiliki apron berbentuk "V". Sedangkan yang dewasa bentuk "V" nya lebih lebar.
Rajungan jantan dewasa memiliki apron yang terlihat seperti monumen.

Mengenal Lebih Juah Tentang Rajungan. Part - 4

Life Cycle Blue Swimming Crab
dikutip dari bahan presentasi APRI (Assosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia)



Telur

Rajungan betina dewasa bermigrasi ke laut menjadi induk telur. Tergantung ukurannya, seekor rajungan  betina dewasa bisa membawa dan melepaskan sekitar 2 juta telur.

Ketika larva mencapai tahap perkembangan tertentu dalam waktu 8 sampai 18 hari, sel telur pecah dan larva - sekarang disebut zoea - dilepaskan ke kolom air

 Zoea

Seperti apakah rajungan yang baru memetas ?
Larva yang baru menetas disebut zoea dan tidak terlihat seperti kepiting dewasa. Zoea terlalu kecil untuk berenang dan hanya mengapung di perairan laut di mana mereka memakan plankton. Mereka bisa melayang sejauh 80 kilometer ke laut sebelum kembali perairan pantai untuk menetap. Setelah sekitar 4 molting atau 2 minggu. perubahan zoea menjadi bentuk pasca-larva yang dikenal sebagai megalops.
Megalopa

Megalopa memiliki cakar seperti seekor rajungan, tetapi hanya bisa berenang dan merangkak didasar.  Tahap megalopa berlangsung 4 - 16 hari setelah larva molting  ke tahap menjadi rajungan. Menurut beberapa penelitian, tingkat kematiannya tinggi mencapai 98% mulai dari menetas sampai ke tahap megalopa.



Tahap Rajungan

Akhirnya rajungan menetap dan bermetamorhosis menjadi rajungan dan telah berbentuk seperti rajungan dewasa. Awal berbentuk rajungan ukurannya sangat kecil hanya 1/5 inc.  Transisi dalam distribusi dari habitat semi plankton  ke habitat bentik terjadi pada rajungan remaja di suatu tempat berukuran lebar karapas antara 4 mm dan 10 mm.



Kamis, 17 Mei 2012

Mengenal Lebih Jauh Tentang Rajungan. Part - 3

Life Cycle Blue Swimming Crab
dikutip dari bahan presentasi APRI (Assosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia)

Seperti apakah rajungan  tumbuh?

Rajungan muda molting kira-kira setiap 2 minggu. Karena rajungan tumbuhnya molting maka frekwensinya menjadi jarang. Rajungan dewasa hanya molting sekali dalam setahun. Dibawah kondisi normal pertumbuhan ukuran rajungan meningkat 1 -3 kali lipat dari ukurannya disetiap molting. Setelah berusia setahun, ukuran lebar karapas/cangkang rajungan mencapai 80 mm. Pertumbuhan rajungan sangat tergantung oleh kualitas air. Di lingkungan yang kualitas temperatur, nitrisi, hygine dan salinitas yang rendah maka pertumbuhan rajungan menjadi lebih lambat.


Daur Hidup Rajungan

Setelah telur dilepaskan dari induk, Rajungan memulai kehidupannya sebagai zoea kecil, mengambang di air laut. Selama tumbuh ke tahap megalopa, rajungan melayang kembali ke muara (di pantai) dimana akhirnya mereka berubah menjadi rajungan remaja dan dewasa.



Selasa, 15 Mei 2012

Mengenal Lebih Jauh Tentang Rajungan. Part-2

Life Cycle Blue Swimming Crab
dikutip dari bahan presentasi APRI (Assosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia)

Bagaimana Rajungan Hidup ?
Rajungan hidup di berbagai bidang perairan termasuk perairan pantai berpasir, berlumpur atau alga dan habitat lamun dari zona pasang surut hingga kedalaman 50 meter.

Sehari hari, rajungan tetap terkubur dibawah pasir hanya dengan mata, antena dan insang terbuka yang tidak tertutupi.

Rajungan bersembunyi dari pemangsa seperti ikan pari, ocyopus, invertebrata, ikan ikan besar dan kecil dan juga dari family nya sendiri



Diet
Rajungan seperti pemulung, tetapi juga berburu dan menangkap hewan kecil serta binatang binatang lain yang ada di laut. Makanan rajungan terutama dari kerang, cacing, amphipods dan ikan-ikan kecil. Dalam mencari makan, rajungan sangat aktif pada saat matahari terbenam. Rajungan tidak makan sebelum dan semasa molting.

Rajungan tumbuh dengan "Molting"
Rajungan peperi halnya crustasea lainnya harus mengganti kulit kerasnya (cangkang) untuk tumbuh yang lebih dikenal sebagai tahapan molting atau shedding.

Ketika rajungan melepaskan cangkang tuanya, cangkang sepenuhnya berbentuk baru dan masih lunak. Setelah itu cangkang  tuanya  dibuang, rajungan menyerap air untuk meregangkan cangkang baru sebelum mengeras. Rajungan juga menyerap kalsium dari air laut dan memakan shell fragment untuk membantu pengerasan cangkan baru.







Senin, 14 Mei 2012

Mengenal Lebih Jauh Tentang Rajungan - Part 1

Life Cycle Blue Swimming Crab
dikutip dari bahan presentasi APRI (Assosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia)


 
Rajungan adalah crustacea
Rajungan memiliki sepasang kaki kaki dan tubuh yang datar. Sepasang kaki terutama untuk berenang, sedangakan sepasang cakar/capit yang tajam dan kuat digunakan untuk pertahanan dan mencari makan. Cangkang yang keras untuk melindungi daging rajungan yang lembut. Rajungan memiliki aneka warna mulai dari coklat kebiru biruan sampai ungu.

Rajungan ada di seluruh dunia
Rajungan dapat ditemukan sepanjang pesisir India dan barat laut samudera Pasific. Dari Jepang dan Philipina hingga Asia Tenggara dan Asia Timur sampai Indonesia, Australia Timur, Kepulauan Fiji, dan kebarat ke Laut Merah dan Afrika Timur.

Rajungan juga terdapat di laut Mediterania seperti species lessepsian sepanjang pantai Mesir, Israel, Libanon, Turkey, Siria, Cyprus dan Timur Selatan pantai Sicily.

Minggu, 13 Mei 2012

Memilih Rajungan Yang Berkualitas dan Segar

Pada dasarnya rajungan yang paling segar adalah rajungan yang masih hidup. Namun tentunya kita sulit menemukan rajungan yang hidup semua. Ada beberapa tips untuk memilih rajungan apakah cukup segar atau tidak yaitu :

  1. Pilih rajungan yang masih hidup atau masih mengeluarkan busa dimulutnya
  2. Rajungan yang berat lebih banyak dadingnya daripada yang ringan.
  3. Lihat pada cangkang putih pada tubuh rajungan, pilih yang tidak kelihatan mulai menghitam, cangkang/shell lebih keras dan tidak ringan (kopong)
  4. Pegang rajungan, kemudian dia angkat. Pilih rajungan yang jari-jari dan capitnya terlihat masih kuat / tidak terjatuh menjulur kebawah.

 cangkang lunak


 cangkang menghitam


ringan


Sabtu, 12 Mei 2012

Size / Ukuran Rajungan

Size (ukuran) rajungan yang diterapkan di pasar rajungan umumnya menggunakan ukuran berat rajungan. Penyebutan size biasanya menggunakan huruf AA atau A super, A, B, C dan D

Ukuran berat rajungan yang diterapkan di suatu daerah dengan daerah yang lain sering sekali berbeda.
  1. Size AA adalah ukuran berat rajungan 2 ons - up. Size ini adalah size terbesar dan biasanya didapat dari laut yang lebih dalam dan jika menggunakan jaring sebagai alat tangkap, maka jaring tersebut berukuran besar. 
  2. Adapun yang masuk katagori size A dengan berat 1.6 ons - 1.9 ons per ekor. 
  3. Sedang size B dimulai dari rajungan dengan berat 1.0 ons - 1.4 ons per ekor. 
  4. Size C dimulai dari rajungan dengan berat 0.6 ons - 0.9 ons per ekor 
  5. Dan size D dibawah 0.6 ons per ekor.

Ada juga di beberapa tempat yang menyebutkan size berdasarkan jumlah rajungan per kg. Misalnya size 5, 10, 12, dan seterusnya. Artinya ada 5 ekor rajungan dalam satu kilo dan seterusnya.

 

Membedakan Rajungan / Kepiting jantan dan Betina

Untuk membedakan jenis kelamin rajungan jantan dan betina sangat mudah dengan cara melihat abdomen rajungan jantan yang berbentuk meruncing. Sedangkan rajungan betina lebih membundar yang digunakan untuk menyimpan telur.


Jumat, 11 Mei 2012

Peluang Bisnis Rajungan

Peluang Bisnis Rajungan. Rajungan adalah salah satu komuditas hasil laut yang cukup banyak ditemukan di perairan Indonesia. Tidak hanya di Indonesia, tetapi rajungan juga dapat ditemui hampir di semua negara di Asia Tenggara, Pakistan, India, Srilangka, China dan Amerika. Di negara negara ini bisnis rajungan telah menjadi peluang yang sangat menggiurkan dan telah dilakukan secara massal dimana permintaan terhadap rajungan sangat tinggi terutama di Amerika.

Rajungan didalam bahasa latinnya dinamakan Portunus Pelagicus. Habitat rajungan sangat alami yaitu di laut. Di indonesia rajungan memiliki nama yang berbeda beda tergantung dari kebiasaan masyarakat menyebutkannya. Ada yang menyebutkan Ketam, Renjong, Kepiting ataupun Rajungan.



Tingginya permintaan terhadap rajungan di pasar Amerika menjadikan rajungan salah satu komoditi laut yang menjadi primadona yang cenderung membuat bisnis rajungan ini sangat stabil memberikan peningkatan pendapatan nelayan dan menyumbang devisa yang tinggi bagi sektor hasil laut. Kondisi perairan Indonesia yang juga memiliki banyak kepulauan menjadikan perairan Indonesia sebagai surga rajungan, sehingga eksploitasi terhadap rajungan dilakukan secara besar besaran hampir diseluruh wilayah kepulauan indonesia.

Sentra produksi rajungan sangat mudah ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan dan Sulawesi. Banyak pabrik-pabrik yang didirikan untuk menampung hasil tangkapan nelayan yang kemudian diproses dan hasil daging rajungan dikalengkan dan di ekspor ke Amerika.  Saat ini di Indonesia tercatat sekitar 20-han lebih pabrik yang menerima daging rajungan yang telah diproses di sentra sentra tangkap/produksi rajungan.

Dari satu jenis komoditas hasil laut ini, telah melibatkan puluhan ribu nelayan dan  membuka ribuan lapangan kerja baik di tempat tempat pengupasa daging rajungan maupun di pabrik pabrik pengolahan.




Kekayaan hasil laut Indonesia telah menjadi berkah tersendiri bagi masyrakat. Agar bisnis rajungan ini dapat terus memberikan berkahnya, tentunya pelestarian lingkungan dan habitat/ ekosistem dilaut haruslah menjadi perioritas bagi semua yang terlibat dalam bisnis ini dan tentunya peran serta pemerintah dalam melakukan pembinaan dan upaya pelestarian sangat dibutuhkan agar bisnis rajungan ini dapat dirasakan sampai puluhan tahun mendatang.